Senin, 03 November 2014

Praktikum Anatomi dan Fisiologi Ternak tentang Sistem Pencernaan dan Reproduksi

I.             PENDAHULUAN
1.1.    Latar Belakang
Pencernaan adalah rangkaian penguraian bahan makanan ke dalam zat-zat makanan dalam saluran pencernaan untuk dapat diserap dan digunakan oleh jaringan-jaringan tubuh. Pada pencernaan tersangkut suatu perubahan fisik dan kimia dan dipengaruhi oleh banyak faktor. Proses pencernaan  makanan pada ternak ruminansia relatif lebih komplek dibandingkan proses pencernaan pada jenis ternak lainnya.
Alat pencernaan terdiri atas saluran yang memanjang mulai dari mulut sampai ke usus dan berakhir di lubang pelepasan atau anus. Ayam memiliki pencernaan yang sederhana. Oleh sebab itu hanya tersedia tempat yang sempit untuk kehidupan jasad renik dalam usus yang diperlukan untuk membantu mencerna pakan.
Hewan ruminansia umumnya herbivora atau pemakan tanaman, sebagian besar makanannya adalah selulose, hemiselulose dan bahkan lignin yang semuanya dikategorikan sebagai serat kesar. Pencernaan pada ruminansia terjadi secara mekanik, fermentatif dan enzimatik. Pada pencernaan mekanik melibatkan organ seperti gigi (dentis). Pencernaan fermentatif terjadi dengan bantuan mikroba (bakteri, ptotozoa, dan fungi). Pencernaan enzimatik melibatkan enzim pencernaan untuk mencerna pakan yang masuk. Sistem pencernaan (tractus digestivus) terdiri atas suatu saluran muskulo membranosa yang terentang dari mulut sampai ke anus. Fungsinya adalah memasukan makanan, menggiling, mencerna dan menyerap makanan serta mengeluarkan buangannya yang berbentuk padat.
Reproduksi merupakan proses fisiologis pada makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan. Hewan termasuk ternak Domba, bereproduksi secara seksual dan proses reproduksinya meliputi beberapa tingkatan fisiologik yang meliputi fungsi-fungsi yang sangat kompleks dan terintegrasi antara proses yang satu dengan yang lainnya.




1.2.       Tujuan
Tujuan pelaksanaan praktikum adalah :
1.      Agar dapat melakukan pengamatan, pengukuran dan identifikasi  terhadap organ-organ pencernaan dan organ repoduksi pada ayam betina (omnivora) dan domba betina (ruminansia) serta mengetahui aktifitas pencernaannya dengan  melakukan pengukuran pH
2.      Agar dapat mengetahui letak bagian – bagian organ serta mengidentifikasi bagian-bagian dan fungsinya masing – masing organ sistem pencernaan dan sistem reproduski pada ayam betina dan domba betina.

II.          TINJAUAN PUSTAKA
2.1.    Sistem Pencernaan
a.      Ayam Betina
Ø  Mulut dan Esofagus
Mulut ayam tidak memiliki bibir dan gigi, peranan bibir dan gigi pada ayam digantikan oleh rahang yang menanduk dan membentuk paruh. Lidahnya runcing dan keras seperti ujung panah dengan arah ke depan, lidah berfungsi untuk mendorong pakan menuju esofagus waktu lidah digerkan dari depan ke belakang. Kelenjar ludah mengeluarkan cairan yang melicinkan pakan menuju esofagus dan diteruskan ke tembolok.
Ø  Tembolok
Adalah organ yang berbentuk kantong merupakan daerah pelebaran esofagus. Proses pencernaan dalam tembolok sangat kecil terjadi. Fungsi utama tembolok adalah sebagai organ penyimpan makanan. Pakan yang berupa serat kasar dan bijian tinggal dalam tembolok selama beberapa jam untuk proses pelunakan dan pengasaman.
Ø  Perut Kelenjar/proventrikulus
Merupakan pelebaran dan penebalan dari ujung akhir esofagus. Asam hidroklorid dan enzim pepsin yang dihasilkan didinding perut kelenjar berfungsi untuk membantu proses mencerna protein, sewaktu makanan lewat sel kelenjar secara mekanis akan mengkerut dan menyebabkan keluarnya cairan kelenjar perut.

Ø  Ventriculus (Gizzard).
Terdiri atas serabut otot yang padat dan kuat. Bentuknya bulat telur dengan dua lubang saluran di ujung-ujungnya. Pada bagian depan dengan perut kelenjar dan bagian lain dengan usus halus. Fungsi utama ventriculus adalah menggiling dan meremas pakan yang keras. Otot gizzard meremas ± 4 kali per menit. Dalam empedal menghasilkan asam hidroklorit. Proses mencerna makanan secara normal dibantu dengan adanya krikil yang dimakan oleh ayam. Ukuran gizzard dipengaruhi aktifitasnya jika gizzard diberi pakan yang telah siap tergiling maka ukurannya akan lebih kecil.
Ø  Usus Halus
Terdiri atas saluran makanan yang dimulai dari duodenum yaitu usus halus pada bagian depan dan berakhir di rektum atau usus besar pada bagian belakang. Pencernaan dan penyerapan pakan utamanya terjadi pada usus halus. Selaput lendir usus halus memiliki jonjot yang lembut menonjol seperti jari. Fungsinya selain sebagai penggerak aliran pakan dalam usus juga untuk menaikan permukaan penyerapan sari makanan.
Ø  Usus Besar
Pada persambungan usus bagian bawah dan rektum terdapat dua bentukan cabang usus yang buntu sehingga disebut usus buntu (caecum). Usus buntu ini membantu mecerna makanan yang memiliki susunan serat kasar yang tinggi melalui aksi jasad renik dalam makanan. Usus besar paling belakang terdiri atas rektum yang pendek dan berakhir di kloaka.
Ø  Kloaka
Merupakan suatu tabung yang berhubungan dengan saluran pencernaan, saluran kencing dan reproduksi yang membuka keluar menuju anus. Organ ini bertaut dengan bursa fabricius pada sisi atas berdekatan dengan tepi luarnya. Air kencing yang sebagian besar merupakan endapan asam urat  dikeluarkan melalui kloaka bersama tinja dengan bentuk seperti pasta putih.


Ø  Hati
Berfungsi menyaring darah dan menyimpan glikogen yang  dibagikan ke seluruh tubuh melalui aliran darah. Salah satu peranan terpenting dari hati dalam pencernaan adalah menghasilkan cairan empedu yang disalurkan kedalam duodenum melalui dua buah saluran . cairan tersebut tersimpan dalam sebuah kantong yang disebut kantong empedu dan terletak pada salah satu lobus kanan hati (Akso, dkk; 1993).
b.      Domba Betina
Pencernaan adalah rangkaian perubahan fisik dan kimia yang dialami bahan makanan selama berada di dalam alat pencernaan. Proses pencernaan  makanan pada ternak ruminansia relatif lebih komplek dibandingkan proses pencernaan pada jenis ternak lainnya.
Perut ternak ruminansia dibagi menjadi 4 bagian, yaitu retikulum (perut jala), rumen (perut beludru), omasum (perut bulu), dan abomasum (perut sejati). Dalam studi fisiologi ternak ruminansia, rumen dan retikulum sering dipandang sebagai organ tunggal dengan sebutan retikulorumen. Omasum disebut sebagai perut buku karena tersusun dari lipatan sebanyak 100 lembar. Fungsi omasum belum terungkap dengan jelas, tetapi pada organ tersebut terjadi penyerapan air, amonia, asam lemak terbang dan elektrolit. Pada organ ini dilaporkan juga menghasilkan amonia dan mungkin asam lemak terbang (Frandson, 2002).
Termasuk organ pencernaan bagian belakang lambung adalah sekum (caecum), colon dan rektum. Pada pencernaan bagian belakang tersebut juga terjadi aktivitas fermentasi. Namun belum banyak informasi yang terungkap tentang peranan fermentasi pada organ tersebut yang terletak setelah organ penyerapan utama. Proses pencernaan pada ternak ruminansia dapat terjadi secara mekanis di mulut, fermentatif oleh mikroba rumen dan secara hidrolis oleh enzim-enzim pencernaan.
Pada sistem pencernaan ruminansia terdapat suatu proses yang disebut memamah biak (ruminansi). Pakan berserat (hijauan) yang dimakan ditahan untuk sementara di dalam rumen. Pada saat hewan beristirahat, pakan yang telah berada dalam rumen dikembalikan ke mulut (proses regurgitasi) untuk dikunyah kembali (proses remastikasi), kemudian pakan ditelan kembali (proses redeglutasi). Selanjutnya pakan tersebut dicerna lagi oleh enzim-enzim mikroba rumen. Kontraksi retikulorumen yang terkoordinasi dalam rangkaian proses tersebut bermanfaat pula untuk pengadukan digesta inokulasi dan penyerapan nutrien. Selain itu kontraksi retikulorumen juga bermanfaat untuk pergerakan digesta meninggalkan retikulorumen melalui retikulo-omasal orifice (Akoso, dkk; 1993).
Di dalam rumen terdapat populasi mikroba yang cukup banyak jumlahnya. Mikroba rumen dapatdibagi dalam tiga grup utama, yaitu bakteri, protozoa dan fungi. Kehadiran fungi di dalam rumen diakui sangat bermanfaat bagi pencernaan pakan serat, karena fungi membentuk koloni pada jaringan selulosa pakan. Rizoid fungi tumbuh jauh menembus dinding sel tanaman sehingga pakan lebih terbuka untuk dicerna oleh enzim bakteri rumen.
Bakteri rumen dapat diklasifikasikan berdasarkan substrat utama yang digunakan, karena sulit mengklasifikasikan berdasarkan morfologinya. Kebalikannya, protozoa diklasifikasikan berdasarkan morfologinya sebab mudah dilihat berdasarkan penyebaran silianya.
Beberapa jenis bakteri adalah : (a) bakteri pencerna selolosa (Bakteroides succinogenes, Ruminococcus flavafaciens, Ruminococcus albus, Butyfibrio fibrisolvens), (b) bakteri pencerna pati (Bakterioides ammylophilus, Streptococcus bovis, Succinnimonas amylolytica, (d) bakteri pencerna gula (Triponema bryantii, Lactobasillus ruminus), (e) bakteri pencerna protein (Clotridium sporogenus, Bacillus licheniformis).

2.2.    Sistem Reproduksi
a.      Ayam Betina
Organ kelamin ayam  betina yang terdiri atas ovarium,  infundibulum, magnum, isthmus, uterus, vagina dan kloaka.
Ovarium merupakan tempat sintesis hormon steroid seksual, gametogenesis, dan perkembangan serta pemasakan kuning telur (folikel). Bentuk ovarium seperti buah anggur dan terletak pada rongga perut berdekatan dengan ginjal kiri dan bergantung pada ligamentum meso-ovarium. Pada unggas umumnya dan pada ayam khususnya, hanya ovarium kiri yang berkembang dan berfungsi, sedangkan yang bagian kanan mengalami rudimenter.
Adapun urutan perjalanan terbentuknya sebutir telur pada saluran reproduksi ayam betina adalah sebagai berikut:
Ø  Infundibulum/papilon
Fungsinya adalah untuk menangkap ovum yang masak. Bagian ini sangat tipis dan mensekresikan sumber protein yang mengelilingi membran vitelina. Kuning telur berada di bagian ini berkisar 15-30 menit. Pembatasan antara infundibulum dan magnum dinamakan sarang spermatozoa sebelum terjadi pembuahan.
Ø  Magnum
Magnum tersusun dari glandula tubiler yang sangat sensibel. Sintesis dan sekresi putih telur terjadi disini. Mukosa dan magnum tersusun dari sel gobelet. Sel gobelet mensekresikan putih telur kental dan cair. Kuning telur berada di magnum untuk dibungkus dengan putih telur selama 3,5 jam.
Ø  Isthmus
Isthmus mensekresikan membran atau selaput telur. Telur berada di sini berkisar 1 jam 15 menit sampai 1,5 jam. Isthmus bagian depan yang berdekatan dengan magnum berwarna putih, sedangkan bagian belakang dari isthmus mengandung banyak pembuluh darah sehingga memberikan warna merah.
Ø  Uterus
disebut juga glandula kerabang telur. Pada bagian ini terjadi dua fenomena, yaitu dehidrasi putih telur atau plumpingkemudian terbentuk kerabang (cangkang) telur. Warna kerabang telur yang terdiri atas sel phorphirin akan terbentuk di bagian ini pada akhir mineralisasi kerabang telur. Lama mineralisasi antara 20 – 21 jam.
Ø  Vagina
bagian ini hampir tidak ada sekresi di dalam pembentukan telur, kecuali pembentukan kutikula. Telur melewati vagina dengan cepat, yaitu sekitar 3 menit, kemudian dikeluarkan (oviposition) dan 30 menit setelah peneluran akan kembali terjadi ovulasi.
Ø  Kloaka
merupakan bagian paling ujung luar dari induk tempat dikeluarkannya telur. Total waktu untuk pembentukan sebutir telur adalah 25-26 jam. Ini salah satu penyebab mengapa ayam tidak mampu bertelur lebih dari satu butir/hari. Di samping itu, saluran reproduksi ayam betina bersifat tunggal. Artinya, hanya oviduk bagian kiri yang mampu berkembang. Padahal, ketika ada benda asing seperti yolk (kuning telur) dan segumpal darah, ovulasi tidak dapat terjadi. Proses pengeluaran telur diatur oleh hormon oksitosin dari pituitaria bagian belakang (AAK, 1993).
b.      Domba Betina
Organ reproduksi betina terdiri dari vulva, vagina, serviks, uterus, oviduk, dan ovarium Akoso (2003).
Ø  Vulva
Vulva adalah lubang terluar dari alat reproduksi. Fungsi vulva adalah sebagai pelindung,  tempat keluarnya lendir dan hormon pheromon untuk menarik pejantan. Vulva berasal dari intoderm sinus urogenitalis dan ektoderm embrional. Vulva terdiri atas labia mayora (luar) dan labia minora (dalam). Labia vulva ditutupi oleh bulu-bulu yang jarang dan menjaga lubang luar saluran reproduksi.
Ø  Vagina
Vagina alat reproduksi paling luar yang berfungsi sebagai alat kopulasi pada organ reproduksi betina dan tempet keluarnya fetus pada saat partus atau saat terjadinya kelahiran. Struktur reproduksi internal yang paling bawah (paling luar) adalah vagina yang berperan sebagai organ kopulasi pada betina. Disinilah semen ditumpahkan oleh penis pejantan. Seperti halnya serviks, vagina juga mengembang agar fetus dan membran dapat lewat pada waktunya.
Ø  Uterus
Uterus merupakan tabung di rongga perut yang terdiri dari dua buah tanduk, sebuah batang dan sebuah leher. Uterus berfungsi sebagai tempat perkembangan fetus menjadi embrio. Uterus terdiri dari tanduk uterus (cornua uteri), dan badan uterus (corpus uteri). Proporsi relatif masing-masing  uterus, bentuk dan tanduk uterus bervariasi tergantung spesies. Sebagai contoh, sebagai jalannya sperma pada saat kopulasi dan motilitas (pergerakan sperma) ke tuba falopii dibantu dengan kerja yang sifatnya kontraktil. Uterus juga berperan besar dalam mendorong fetus serta membrannya pada saat kelahiran. Uterus juga merupakan tabung berotot tebal terletak di rongga perut terdiri atas dua buah tanduk, sebuah batang dan sebuah leher (serviks).
Ø  Serviks
Serviks merupakan suatu struktur yang memisahkan rongga uterus dengan rongga vagina. Serviks berfungsi untuk menutup uterus dari masuknya benda- benda asing dan menutup saat terjadi kebuntingan.  Serviks menutup pada saat ternak mengalami kebuntingan. Fungsi pokok serviks adalah untuk menutup uterus guna melindungi masuknya bakteri maupun masuknya bahan- bahan asing. Selama birahi dan kopulasi serviks berperan sebagai jalan masuknya sperma. Jika kemudian terjadi kebuntingan, saluran uterin itu tertutup dengan sempurna guna melindungi fetus.
Ø  Oviduk
Oviduk terletak setelah ovarium dan berfungsi sebagai tempat fertilisasi atau bertemunya sel sperma dan sel telur. Oviduk berbentuk menjadi dua saluran yang panjang dan menghubungkan ovarium dan uterus. Ovari dirangsang untuk melepaskan ovum ke dalam infundibulum dari oviduk. Peristiwa ini sebenarnya tertunda sampai 12 jam setelah akhir birahi. Pembuahan, yaitu persatuan antara sel telur dan sperma, terjadi di sepertiga bagian atas dari oviduk. oviduk berbentuk dua saluran dengan panjang yang bervariasi dan berdiameter 3mm yang menghubungkan ovarium dan uterus. Fungsi oviduk adalah menyalurkan telur dari indung telur ke rahim.
Ø  Ovarium
Ovarium merupakan alat reproduksi betina yang berfungsi untuk memproduksi sel telur atau ovum dan penghasil hormon estrogen. Sel telur dihasilkan dari folikel. Ovarium berbentuk menyerupai biji almond, ovarium terletak di dekat ginjal dan tidak mengalami pergeseran. Ovari merupakan organ betina yang  homolog dengan testes pada hewan jantan, berada di dalam rongga tubuh, di dekat ginjal dan tidak mengalami pergeseran atau perubahan tempat seperti pada testes. Ovari seekor sapi betina bentuknya menyerupai biji almond dengan berat rata- rata 10 – 20 gram. Ovarium berjumlah 2 buah dan berfungsi sebagai penghasil produksi sel telur.
III.       KEGIATAN PRAKTIKUM
3.1.    Waktu dan Lokasi
Kegiatan praktikum pengamatan dan identifikasi organ-organ pencernaan serta organ reproduksi pada ayam dan domba dilaksanakan pada pada tanggal  27 Oktober 2014. Praktikum dilaksanakan di Laboratorium Jurusan Penyuluhan Peternakan STPP Bogor.
3.2.    Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah :
1.      Ayam broiler betina dan domba betina
2.      Organ pencernaan, dan organ reproduksi pada ayam dan domba
3.      Anatomi set
4.      Kertas pengukur pH (Lakmus)
5.      Nampan untuk alas
6.      Pita ukur
3.3.    Langkah Kerja/Prosedur
1.      Pencatatan ukuran organ-organ pencernaan ayam dan domba.
2.      Mengidentifikasi letak/posisi organ-organ pencernaan  serta organ reproduksi pada Ayam dan Domba
3.      Pengukuran kadar keasaman (pH) organ-organ pencernaan Ayam dan Domba.

IV.        HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.    Organ Pencernaan
Hasil pengamatan dan pengukuran organ-organ pencernaan, pada Ayam dan Domba dapat dilihat pada tabel – tabel berikut :


Tabel 2.    Hasil Pengamatan dan Pengukuran organ-organ pencernaan, pada Ayam
No
Jenis organ yang diamati
Data
Panjang (cm)
pH
Posisi/Letak
1
Oesophagus
10
6
Ujung atas oesophagus
2
Crop
7
5
Oesophagus - Proventriculus
3
Proventriculus
13
5
Oeshopagus-usus halus
4
Ventriculus (Gizzard)
8
4
Oeshopagus-usus halus
5
Pankreas
14
7
Gizzard –duodenum
6
Duodedum
28
6
Pangkreas- usus halus
7
Jejenum
136
6
Usus halus-ureter
8
Ischium
15

Usus halus-ureter
9
Caecum
19

Colon-jejenum
10
Colon
18

Colon-jejenum
11
Rektum
1

Ischium-rectum
12
Kloaka




Tabel 3.     Hasil Pengamatan dan Pengukuran organ-organ pencernaan, pada Domba
No
Jenis organ yang diamati
Data
Panjang (cm)
pH
Posisi/Letak
1
Oesophagus
38
Asam
Rongga mulut – lambung
2
Perut




a.       Rumen
106
Netral
Terentang dari diafragma menuju pelvis (sebelah kiri)

b.      Reticulum
20
Netral
Rumen – Omasum

c.       Omasum
30
Asam
Disebelah kanan rumen dan reticulum

d.      Abomasum
33
Asam
Omasum – Usus halus
3
Usus Halus




a.       Duodenum
76
Asam
Abomasum - Jejenum

b.      Jejenum
801
Asam
Duodenum – Ischium

c.       Ischium
766
Netral
Jejenum – Sekum
4
Ususu Buntu
23
Basa
Ischium – Usus besar
5
Usus Besar
233
Basa
Sekum - Rektum
6
Rektum
172
Asam
Usus Besar – Anus
6
Anus


Bagian terluar

Pada tabel hasil identifikasi, pengamatan dan pengukuran organ-organ pencernaan, terdapat beberapa perbedaan ukuran dan kadar keasaman (pH)  antara organ-organ Ayam maupun Domba.
Ayam memiliki pencernaan yang sederhana. Oleh sebab itu hanya tersedia tempat yang sempit untuk kehidupan jasad renik dalam usus yang diperlukan untuk membantu mencerna pakan. Kelenjar ludah pada ayam mengeluarkan cairan yang melicinkan pakan menuju esofagus dan diteruskan ke tembolok.  Proses pencernaan dalam tembolok sangat kecil terjadi. Fungsi utama tembolok adalah sebagai organ penyimpan makanan. Pakan yang berupa serat kasar dan bijian tinggal dalam tembolok selama beberapa jam untuk proses pelunakan dan pengasaman.
Fungsi utama Ventriculus (Gizzard)  adalah menggiling dan meremas pakan yang keras. Otot Gizzard meremas ± 4 kali per menit. Dalam Gizzard  menghasilkan asam hidroklorit. Proses mencerna makanan secara normal dibantu dengan adanya krikil yang dimakan oleh ayam. Pencernaan dan penyerapan pakan utamanya terjadi pada usus halus. Selaput lendir usus halus memiliki jonjot yang lembut menonjol seperti jari. Fungsinya selain sebagai penggerak aliran pakan dalam usus juga untuk menaikan permukaan penyerapan sari makanan. Usus buntu (Caecum) membantu mecerna makanan yang memiliki susunan serat kasar yang tinggi melalui aksi jasad renik dalam makanan. Usus besar paling belakang terdiri atas rektum yang pendek dan berakhir di kloaka. Kloaka merupakan suatu tabung yang berhubungan dengan saluran pencernaan, saluran kencing dan reproduksi yang membuka keluar menuju anus.
Makanan ruminansia banyak mengandung serat kasar, maka lambung ganda sangat penting agar makanan dapat dicerna lebih lama dan sempurna. Makanan yang ditelan sebagian besar masuk kedalam rumen, yang agak berat masuk ke retikulum. Di dalam rumen makanan diaduk dan terjadi proses fermentasi. Di rumen juga terdapat mikrobia (protozoa, bakteri dan fungi) yang ikut berperan pada proses pencernaan. Makanan yang masih besar dimuntahkan kembali ke mulut (regurgitasi) untuk dikunyah lagi selanjutnya ditelan kembali langsung ke retikulum. Proses ini disebut ruminasi.
Makanan yang sudah encer atau lunak kemudian masuk ke omasum. Sedang makanan yang masih kasar tertahan di omasum. Pada hewan ruminansia muda, rumen dan retikulum belum berfungsi. Makanan yang ditelan (makanan encer) langsung ke omasum melalui saluran oesophagial groove.
Pencernaan dalam usus halus hewan ruminansia atau pun non-ruminansia adalah sama. Kelenjar-kelenjar yang ikut berperan pada pencernaan dalam usus halus adalah :
a)     pankreas, yang menghasilkan enzim-enzim :
o   proteolitis, untuk memecah protein
o   lipolitis, untuk memecah lemak/lipid
o   amilolitis, untuk memecah zat pati/amilum
o   pankreas juga menghasilkan hormon insulin, tapi tidak ikut berperan pada proses pencernaan  dalam  usus halus.
b)     Kelenjar-kelenjar Usus, menghasilkan enzim-enzim :
o   enterokinase, membebaskan tripsin dalam cairan pankreas
o   erepsin, memecah protein menjadi asam amino
o   maltose, memecah maltosa menjadi glukosa
o   sukrose, memecah sukrosa menjadi glukosa
o   laktase, pada hewan muda adalah untuk mencegah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa.
o   lipase, memecah lemak

4.2.    Organ Reproduksi
Hasil pengamatan dan pengukuran organ-organ reproduksi pada Ayam tidak dapat dilakukan . Hal ini terjadi karena Ayam yang digunakan untuk praktek adalah Ayam Broiler.
Sedangkan, hasil pengamatan dan pengukuran organ – organ reproduksi pada ternak domba dapat di lihat pada tabel berikut :


Tabel 4.     Hasil Pengamatan dan Pengukuran organ-organ reproduksi, pada Domba
No
Jenis organ yang diamati
Data
Panjang (cm)
Kondisi
Posisi/Letak
1
Vulva
3
Baik
Bagian terluar
2
Vagina
9
Baik
Antara Vulva – Uterus
3
Vesica Urinaria
5
Baik
Antara Vagina – Uterus
4
Uterus




a.       Cervix uteri
3
Baik
Vagina – Corpus uteri

b.      Corpus uteri
2
Baik
Cervix uteri – Cornua uteri

c.       Cornua uteri
8
Baik
Corpus uteri – Oviduct
5
Oviduct


Rongga perut

a.       Tuba falopii
9
Baik
Dekat dengan Ovarium

b.      Ithmus
3
Baik
Cornua uteri – uterus

c.       Fimbriae
2
Baik
Mulut  infundibulum







V.           KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum pengamatan dan identifikasi organ-organ pencernaan serta organ reproduksi pada ayam dan domba, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
Ø  Adanya beberapa  perbedaan kadar keasaman (pH)  antara masing – masing organ pencernaan pada ayam dan domba.
Ø  Gizzard pada ayam menghasilkan asam hidroklorit yang membantu proses pencernaan sehingga ketika terjadi proses pancernaan kondisi organ tersebut menjadi asam.
Ø  Perut ternak ruminansia dibagi menjadi 4 bagian, yaitu rumen (perut beludru), retikulum (perut jala), omasum (perut bulu), dan abomasum (perut sejati).
Ø  Organ reproduksi domba betina terdiri dari vulva, vagina, serviks, uterus, oviduk, dan ovarium.



VI.        DAFTAR PUSTAKA
Akoso B.T., Tjahyowati G dan Pangastoeti S.,  1993. Manual untuk Paramedis Kesehatan Hewan. Yogyakarta: PT. Tiara Wacana.

Akoso B.T., dan Sulaiman. I., 1993. Manual Kesehatan Unggas. Yogyakarta: Yayasan Kanisius.


A.A.K., 1993.  Pemeliharaan Ayam Ras. Yogyakarta: Yayasan Kanisius.

Frandson, R. D. 2002. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Yogyakarta: UGM Press.



KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas segala berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Mata Kuliah Anatomi dan Fisiologi Ternak tentang Sistem Pencernaan dan Reproduksi pada Ayam dan Domba tepat pada waktunya.
Laporan ini dibuat berdasarkan hasil pengamatan dan identifikasi. Harapannya adalah dapat mengetahui letak dan fungsi dari masing – masing organ dilihat dari tinjauan pustaka dengan kenyataan setelah melakukan praktikum.
Dalam penyusunan Laporan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1.      Bpk Wahyudi Purnomo, A. Pt dan drh. Kusuma Sri Handayani, M. Si; selaku Dosen Mata Kuliah Anatomi dan Fisiologi Ternak.
2.      Rekan – rekan yang membantu penulis dalam penyelesaian Laporan ini.
Penulis menyadari bahwa Laporan ini jauh dari kesempurnaan dan dengan segala kerendahan hati penulis mohon kritik dan saran yang bersifat membangun, demi penyempurnaan Laporan ini. Besar harapan penulis, semoga Laporan ini dapat bermanfaat.

Bogor,  3  Oktober 2014



i
Penulis

ANATOMI DAN FISIOLOGI TERNAK
PENGAMATAN DAN IDENTIFIKASI ORGAN – ORGAN PENCERNAAN DAN REPRODUKSI PADA AYAM DAN DOMBA


DI SUSUN OLEH :

NAMA : SARDI HAMA MBANI
NIRM : 04.2.1.14.0249




PROGRAM ALIH JENJANG
JURUSAN PENYULUHAN PETERNAKAN
SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN BOGOR

2014
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ................................................................................................            i
DAFTAR ISI .............................................................................................................           ii
I.                   PENDAHULUAN .........................................................................................           1
1.1.            Latar Belakang ...........................................................................................................................           1
1.2.            Tujuan Penulisan  ....................................................................................................................           2
II.                TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................           2
2.1.            Sistem Pencernaan...................................................................................................................           2
2.2.            Sistem Reproduksi....................................................................................................................           5
III.             KEGIATAN PRAKTIKUM ..........................................................................           9
3.1.            Waktu dan Lokasi.....................................................................................................................           9
3.2.            Alat dan Bahan ..........................................................................................................................           9
3.3.            Langkah Kerja/Prosedur ....................................................................................................           9
IV.              HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................           9
4.1.            Organ Pencernaan ...................................................................................................................           9
4.2.            Organ Reproduksi ...................................................................................................................         12
V.                 KESIMPULAN..............................................................................................        13
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................        14

ii
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar